Bolehkah Mengambil Amalan dari Internet atau Medsos? Ini Penjelasan Buya Yahya

Bolehkah Mengambil Amalan dari Internet atau Medsos? Ini Penjelasan Buya Yahya

Dalam era digital saat ini, berbagai informasi dan amalan ibadah mudah diakses melalui internet dan media sosial. Namun, apakah boleh mengamalkan sesuatu yang bersumber dari internet? Buya Yahya, seorang ulama kharismatik, memberikan penjelasan yang penting untuk diketahui oleh umat Islam.

Teknologi telah mempermudah akses terhadap kajian agama secara virtual dan konten dakwah yang tersebar di berbagai platform. Amalan seperti cara melunasi utang, memperlancar rezeki, hingga mendapatkan jodoh sering kali ditemukan di media sosial. Namun, penting untuk berhati-hati dalam menerima dan mengamalkan amalan-amalan tersebut.

Buya Yahya menegaskan bahwa sebelum mengamalkan sesuatu, pastikan terlebih dahulu sumbernya. Menurut beliau, umat Islam harus selalu mengecek dari mana amalan tersebut berasal dan siapa yang membagikannya. 

Jika sumbernya tidak jelas atau hadis yang digunakan tidak sahih, maka amalan tersebut tidak boleh diamalkan. Buya Yahya juga menekankan pentingnya berguru kepada ulama yang sudah dikenal memiliki ilmu dan pemahaman agama yang benar.

“Kalau ada orang share kepada Anda harus tahu dari mana itu sumbernya, kan begitu. Kalau tidak, gak bener ibadah semacam itu. Harus ada dong (sumbernya),” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Selasa (17/9/2024).

Jika amalan tersebut berasal dari ulama atau guru yang terpercaya, maka boleh diamalkan. Namun, jika tidak diketahui siapa yang menyampaikannya, lebih baik ditunda dan tidak langsung diamalkan. Banyak hadis palsu yang beredar di internet, sehingga kewaspadaan sangat diperlukan.

Tips Buya Yahya

Berikut adalah tips dari Buya Yahya tentang mengamalkan amalan yang bersumber dari internet atau media sosial:

1. Cek Sumber dengan Teliti

Sebelum mengamalkan amalan yang ditemukan di internet, pastikan untuk mengecek dari mana sumbernya. Jangan asal mengamalkan sesuatu jika sumbernya tidak jelas atau tidak diketahui.

2. Pastikan dari Ulama yang Diakui

Amalan yang bisa diambil dari internet harus berasal dari ulama yang sudah dikenal keilmuannya. Ulama tersebut sebaiknya dikenal sebagai orang yang alim dan sholeh.

3. Waspada terhadap Hadis Palsu

Banyak amalan di internet yang mengutip hadis. Pastikan hadis tersebut sahih, bukan hadis palsu. Hadis yang tidak valid tidak boleh diamalkan.

4. Berguru pada Sumber yang Jelas

Penting untuk memiliki guru yang terpercaya dan bisa menjelaskan amalan yang benar. Jika amalan tersebut berasal dari guru yang dikenal dan dipercaya, maka boleh diamalkan.

5. Jangan Mudah Menyebarkan Amalan

Jangan sembarangan menyebarkan amalan yang belum jelas keabsahannya. Pastikan amalan tersebut benar dan sesuai dengan ajaran yang sahih sebelum membagikannya ke orang lain.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, umat Islam dapat lebih berhati-hati dalam mengamalkan amalan yang bersumber dari internet atau media sosial.

Kesimpulannya, mengambil amalan dari internet atau media sosial diperbolehkan asalkan sumbernya jelas dan terpercaya. Jika tidak, lebih baik tidak diamalkan untuk menghindari kesalahan dalam beribadah.

Wallahu a’lam.


Deni Kurnia
Deni Kurnia Seorang Pembelajar, tak Lebih