Materi PAI Kelas 7 Kurikulum Merdeka: Menghadirkan Shalat dan Dzikir dalam Kehidupan
Begitu pula dengan bangunan keberagamaan kita. Al-Baihaqi meriwayatkan sebuah hadis, ”Salat itu adalah tiang agama (Islam), maka barang siapa mendirikannya maka sungguh ia telah mendirikan agama (Islam) itu dan barang siapa yang meninggalkannya maka sungguh ia telah merobohkan agama (Islam) itu.”
Zikir dimaknai dengan menyebut atau mengingat Allah Swt. Dengan zikir, seseorang dapat mengaitkan diri atau mengkomunikasikan keadaannya kepada Allah Swt. Dengan zikir, ia dapat menitipkan diri dan mengarahkan aktivitasnya kepada-Nya. Oleh karena itu, zikir dapat menenangkan hati. Maka berusahalah agar selalu berzikir kepada-Nya. Begitu pula, orang yang berdoa selalu menyebut nama Allah Swt. dan ingat kepada-Nya. Dengan berzikir, diharapkan orang yang selalu berdoa bergerak melakukan perbuatan baik.
Menghadirkan Shalat dan Dzikir dalam Kehidupan |
Untuk memperdalam materi pada Bab ini, kalian dapat terbantu oleh beberapa kata atau kalimat kunci. Pahami beberapa kata kunci ini, yaitu:
1. Makna Salat.
2. Makna Zikir.
3. Salat dan zikir mencegah perbuatan keji dan munkar.
4. Mengamalkan salat lima waktu dan zikir secara konsisten.
Yuk kita bahas!1. Makna Salat dan Zikir
a. Makna Salat
Secara bahasa, salat diartikan sebagai doa atau doa meminta kebaikan. Menurut istilah, salat dipahami sebagai semua perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir (takbiratul ihram) dan diakhiri dengan salam. Kalian pasti tahu mengapa salat sangat penting dalam kehidupan sehari-hari?
Salat selain sebagai tiang agama, salat juga berfungsi untuk memberi makna terhadap kehidupan di luar salat. Jika kita selalu mengingat Allah Swt. dengan selalu menjaga salat maka kita akan mendapatkan ketenteraman hati. Salat mendorong kita untuk untuk berfikir bersih dan selalu berada di jalan yang benar. Kita akan terjaga dari perilaku keji dan munkar, apabila hati selalu ingat kepada-Nya.
Jiwa yang kuat dapat dibangun dengan mendekatkan diri melalui zikir. Kekuatan tersebut akan mewujudkan kesabaran, ketenangan, dan kerelaan hati yang tenteram dalam menjalani kehidupan. Salat dikerjakan bukan hanya untuk menjalankan kewajiban atau sekedar memenuhi syarat dan rukun. Salat hendaknya dijadikan sarana untuk menyadarkan diri. Pantas kita merendahkan hati dan mengerdilkan diri di hadapan kebesaran dan keagungan-Nya. Pantas kita merasa tidak memiliki apa-apa di hadapan-Nya, karena semua yang kita miliki ini hanya dari anugerah dan kebaikan-Nya. Kesadaran diri seperti ini mendorong manusia untuk mencegah diri dari perbuatan tercela.
“Bacalah Kitab (Al-Qur’an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Q.S. al-‘Ankabut/29: 45)
Nabi Muhammad saw, berdasarkan ayat di atas, diperintah untuk membaca dan memahami Al-Qur’an. Pemahaman mengenai pesan Al-Qur’an dapat membina dan memperbaiki dirinya. Begitu pula, ayat ini ditujukan kepada seluruh muslim untuk memperbaiki diri.
Perilaku, sikap, dan budi pekerti dapat dipengaruhi oleh pemahaman terhadap Al-Qur’an. Allah Swt memerintahkan muslim untuk membaca dan memahami Al-Qur’an juga mengerjakan salat. Salat dilaksanakan berlandaskan pada rukun dan syarat. Muslim dianjurkan untuk mengerjakan salat dengan benar berikut sunahnya. Salat dapat menghalangi dan mencegah seseorang dari perbuatan buruk, apabila dikerjakan dengan sempurna. Salat menggambarkan keyakinan dalam hati dan salah satu bukti ketergantungan manusia terhadap-Nya.
Pelaksanaan terhadap perintah-Nya dan penghindaran terhadap larangan-Nya ditujukan hanya untuk mencapai keridaan-Nya. Pada Q.S. al-Fatihah, “Tunjukkanlah kepada kami (wahai Allah) jalan yang lurus, yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka; bukan jalan yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.” Jika doa ini diucapkan dengan sepenuh hati, maka pikiran dan hati akan selalu terbimbing, sehingga dorongan pada perbuatan keji dan munkar akan tersingkirkan.
Beberapa ulama tafsir berpendapat bahwa jika orang memelihara salat, maka salat akan memeliharanya. Hal ini diungkap pada salah satu ayat, “Peliharalah semua salat dan salat wustha. Dan laksanakanlah (salat) karena Allah dengan khusyuk”. (Q.S. al-Baqarah/2: 238). Melalui informasi hadis, dapat ditemukan bahwa Rasulullah saw menjelaskan manfaat dan keutamaan akan diperoleh oleh orang yang salat. Begitu pula, kerugian dan siksaan akan menimpa orang yang tidak mengerjakannya.
Rasulullah saw bersabda, “Orang yang memelihara salat akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Begitu pula, orang yang tidak memeliharanya, ia tidak akan memperoleh hal tersebut. Ia akan bersama Qarun, Fir’aun, Hamman, dan Ubay bin Khalaf di hari kiamat. (H.R. Ahmad dan al-Ṭabrani dari ‘Abdullah bin ‘Umar).
Nabi saw. menjelaskan bahwa salat lima waktu akan bersihkan dosa-dosa orang memeliharanya dengan baik. Beliau bersabda: “Bagaimanakah pendapatmu, andaikata ada sebuah sungai dekat pintu rumah salah seorang dari kamu, ia mandi di sungai itu lima kali setiap hari. Adakah masih ada dakinya yang tinggal barang sedikit pun?” Sahabat menjawab, “Tidak ada daki yang tertinggal barang sedikitpun.” Kemudian Rasulullah saw menegaskan, “Maka demikianlah perumpamaan salat yang lima waktu, dengan salat itu Allah akan menghapus semua kesalahannya.” (H.R. al-Tirmizi dari Abu̅ Hurairah). Perumpamaan tersebut ditujukan pada orang yang sungguhsungguh dalam melaksanakan salat lima waktu yang dilandasi hanya karena Allah Swt.
b. Makna Zikir
Arti zikir menurut bahasa adalah ingat, sedangkan menurut istilah, zikir diartikan dengan mengingat Allah Swt. sebagai upaya untuk mendekatkan diri pada–Nya. Kita diperintahkan untuk selalu berzikir kepada-Nya dengan mengagungkan kekuasaan dan kebesaran-Nya agar terhindar dari kesombongan. Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur’an:
“Hai orang-orang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya.” (Q.S. al-Aḥza̅b/33: 41)
Ayat tersebut menjelaskan bahwasannya Allah Swt. memerintahkan manusia yang beriman kepada-Nya dan membenarkan Rasulullah saw. untuk selalu berzikir kepada-Nya baik siang maupun malam, sendiri maupun berjamaah. Memperbanyak mengingat Allah Swt. dalam hati dan menyebut-Nya dengan lisan akan merasakan kehadiran Allah Swt. Begitu pula, bertasbih kepada-Nya baik pada waktu pagi maupun petang dengan menyucikan diri dari sifat-sifat tercela. Zikir dapat dilaksanakan dengan mudah tanpa persiapan dan waktu yang khusus. Seorang muslim bisa memanfaatkan waktu yang luang untuk berzikir.
Contoh, saat menunggu tranportasi umum, menunggu waktu melaksanakan salat, menunggu saat berbuka puasa, menunggu temannya datang dan lain sebagainya. Dengan zikir bisa membantu seseorang terhindar dari perbuatan sia-sia dan dosa. Karena kesempatan waktu kosong berpeluang dua hal kebaikan atau keburukan, positif atau sebaliknya.
Adapun cara berzikir sebagai berikut:
1) Zikir dengan hati yaitu dengan cara bertafakur dan merenungkan ciptaan Allah Swt. sehingga timbul dalam pikiran bahwa Allah Swt. adalah Zat Yang Maha Kuasa.
2) Zikir dengan ucapan, yaitu pengucapan lafal-lafal yang di dalamnya terdapat keagungan nama-Nya. Contohnya adalah tahmid, tasbih, tahlil, takbir, membaca Al-Qur’an, dan salawat.
3) Menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya merupakan zikir dengan perbuatan.
Salat membimbing manusia untuk selalu ingat kepada-Nya. Dalam salat terdapat bacaan tasbih, tahmid, dan takbir. Manusia yang salat akan merasakan kebesaran dan keagungan-Nya. Oleh karena itu, sangat penting agar salat disertai dengan hati yang khusyuk. Orang yang lalai dalam melaksanakan salat dan riya diancam oleh Allah Swt. Hal ini dapat diperhatikan pada Q.S. al-Ma’un/107: 4-7, “Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan”.
Dalam sebuah hadis, dituturkan pula bahwa Rasulullah saw bersabda: “Orang yang mengerjakan salat, tetapi salatnya tidak dapat mencegah dirinya dari perbuatan keji dan munkar, maka salatnya tersebut tidak akan menambah sedikit pun (kepadanya), kecuali ia bertambah jauh dari Allah. (H.R. Ibnu Jarir dari Isma’il bin Muslim bin al-Hasan).
Ayat dan hadis di atas menjelaskan bahwa mengingat Allah itu lebih besar. Maksudnya adalah salat menjadi ibadah yang paling utama dibandingkan dengan ibadah yang lain. Muslim diperintah untuk sungguh-sungguh dalam melaksanakannya. Ibnu ‘Abbas dan Mujahid memberikan penafsiran “wala zikrullāh akbar” (mengingat Allah Swt. itu adalah lebih besar) dengan uraian hadis yang menjelaskan Allah Swt. ingat terhadap hamba-Nya lebih banyak dibandingkan dengan hamba mengingat-Nya dengan menaati-Nya. Rasulullah saw bersabda, “Allah Swt. lebih banyak mengingatmu daripada kamu mengingat-Nya”. (H.R. al-Baihaqi)
2. Salat untuk Meraih Ketakwaaan dan Menghindari Perilaku Tercela
Kita diperintahkan untuk menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya baik dalam urusan pribadi, keluarga, masyarakat maupun negara. Seorang muslim yang bertakwa akan senantiasa menjaga diri dari hal-hal yang dilarang, bahkan dari perbuatan yang kurang pantas. Ia sadar bahwa takwa itu bukan sekedar slogan, akan tetapi disiplin untuk menjaga dirinya dari siksa di hari kiamat dengan melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Keimanan dan ketakwaan kepada-Nya yang tumbuh pada diri seseorang merupakan manifestasi keberhasilan dari salah satu pelaksanaan ibadah salat dalam sehari-hari, sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya: dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (Q.S. Ali ‘Imrān/3: 102)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa kita hendaknya selalu bertakwa kepada-Nya dengan menaati perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Kita diperintahkan pula untuk selalu istikamah dalam beragama Islam agar kita tidak mati dalam keadaan kafir. Seseorang yang selalu melaksanakan salat akan tumbuh rasa takut berbuat dosa, baik dosa kepada Allah Swt., dosa kepada orang lain, maupun dosa terhadap dirinya sendiri. Oleh karena itu salat dapat mencegah perbuatan keji dan munkar.
3. Hikmah melaksanakan Salat dan Zikir
Salat merupakan rukun Islam setelah dua kalimah syahadah. Salat merupakan salah satu cara untuk mensyukuri nikmat-Nya, yang tidak terhingga kepada mereka. Adapun hikmah melaksanakan salat dan zikir sebagai berikut:
a) Tertanamnya akidah tauhid dalam jiwa seseorang.
b) Hubungan antara manusia dengan-Nya akan terjalin baik.
c) Kedamaian, keamanan, dan keselamatan dari Allah Swt. akan diperoleh olehnya serta mengantarkan mereka pada kesuksesaan dan pengampunan dari segala kesalahan.
d) Memperkuat jiwa seseorang dalam hubungan dengan Allah Swt.
e) Memperoleh ketenangan jiwa dan menjauhkan diri dari kelalaian.
f) Melatih hidup disiplin dan taat aturan peraturan baik peraturan kerja maupun peraturan dalam kehidupan ini.
g) Membiasakan seseorang pada perbuatan/ perkataan yang baik dan bermanfaat.
h) Menumbuhkan akhlak mulia seperti amanah, jujur, dan upaya menjauhkan diri dari perbuatan keji dan munkar.
4. Mengamalkan Salat Lima Waktu dan Zikir Secara Istikamah
a. Menyadari bahwa salat dan zikir untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Keduanya menjadi pengikat diri untuk selalu berupaya mendekatkan diri kepada Allah.
b. Memahami manfaat salat dalam kehidupan. Salat dan zikir menjadikan seseorang tenteram, tenang, selalu ingat kepada-Nya, bersyukur, sabar, dan terhindar dari perbuatan keji dan munkar. Salat mempunyai dampak pada kesehatan jasmani dan mendorong semangat hidup.
c. Kita akan kembali ke akhirat. Kesibukan mengejar dunia jangan menyebabkan kita malas salat dan zikir. Kita akan mati, dan ingat bahwa dunia ini sementara. Kita hanya akan membawa amal, bukan kekayaan dunia. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan diri untuk kehidupan yang abadi.
d. Jangan menunda salat dan malas berzikir. Kuatkan tekad kalian untuk segera salat ketika mendengar azan. Tunda pekerjaan, langsung persiapkan diri untuk salat.
e. Niat yang tulus. Salat dan zikir hendaknya dilandasi dengan niat tulus hanya karena Allah Swt, bukan berniat untuk mendapatkan perhatian dari orang lain atau bahkan ingin terlihat sebagai orang yang bertakwa.
f. Lakukan salat berjamaah. Upayakan untuk selalu salat berjamaah. Salat berjamaah lebih baik daripada salat sendirian. Apabila tidak memungkinkan pergi ke masjid, ajak orang yang serumah untuk salat berjamaah.
g. Berteman dengan orang yang rajin salat. Teman yang rajin salat akan mendorong kalian untuk rajin salat. Oleh karena itu, pilihlah teman yang bisa mengajak kalian pada kebaikan.
h. Banyak membaca buku keislaman. Rajin membaca buku keislaman akan memperkuat ilmu agama.
Ikhtisar
1. Salat merupakan amalan ibadah yang paling tinggi nilainya dibandingkan dengan ibadah-ibadah yang lainnya.2. Salat merupakan tiang agama. Meninggalkannya berarti merobohkan bangunan keberagamaan.
3. Allah Swt. mewajibkan melaksanakan ibadah salat kepada setiap muslim, selain untuk meningkatkan ketakwaan, juga dapat menghindarkan diri dari perbuatan keji dan munkar.
4. Zikir merupakan elemen yang penting dalam beribadah kepada Allah Swt. Apabila kita tidak melaksanakan salat maka kita akan berdosa, jika kita tidak menjalankan salat pasti kita tidak melaksanakan zikir, karena keduanya sangat erat hubungannya.
5. Salat dan zikir memiliki hikmah sebagai berikut:
a) Menguatkan akidah,
b) Menguatkan hubungan dengan Allah Swt,
c) Memperoleh kedamaian hati dan jiwa,
d) Memperoleh ketenangan jiwa dan menjauhkan dari kelalaian,
e) Melatih berdisiplin,
f) Membiasakan hal-hal yang bermanfaat, dan
g) Mewujudkan akhlak mulia.
6. Beberapa upaya agar istikamah dalam salat dan zikir, sebagai berikut:
a) Menyadari bahwa salat dan zikir untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt,
b) Memahami manfaat salat dalam kehidupan,
c) Kita akan kembali ke akhirat,
d) Niat yang tulus,
e) Lakukan salat berjamaah,
f) Berteman dengan orang yang rajin salat, dan
g) Banyak membaca buku keislaman.