Dua Tipe Istri Ketika Suaminya Jauh darinya
Dua tipe perilaku istri ketika suaminya jauh darinya. Ini sebuah artikel sederhana saja berdasarkan pengamatan, tapi bukan pengalaman lho.
Dalam Islam, suami adalah pakaian bagi istrinya. Begitu juga sebaliknya, istri adalah pakaian bagi suaminya. Makna pakaian di sini adalah kehormatan.
Kehidupan suami istri dalam sebuah bangunan keluarga selayaknya memiliki prinsip saling menjaga kehormatan. Saling menjaga harga diri masing-masing.
Dalam realita kehidupan, kita akan banyak melihat berbagai sisi menarik dalam keluarga. Baik itu keburukan dalam keluarga yang mendatangkan kenestapaan bagi keluarga tersebut, ataukah kebaikan yang terpancar dalam sebuah keluarga, yang menjadikan keluarga tersebut beroleh kebahagiaan.
Sisi baik dan buruk tersebut tetap menarik untuk dibahas, dijadikan pelajaran bagi kita agar senantiasa menata langkah terbaik, agar kesalahan di masa sebelumnya bisa diperbaiki dan langkah yang sudah benar bisa dipertahankan.
Kondisi Ideal Hubungan Suami Istri
Prinsipnya, pernikahan itu menyatukan dua insan berlainan jenis kelamin, dalam satu bingkai rumah tangga, dengan aneka perbedaan. Perbedaan karakter, sosial, dan yang lainnya. Maka segenap perbedaan itu disatukan secara jasmaniah dan ruhaniah dalam lembaga yang disebut pernikahan.
Suami dan istri bertemu tiap hari, bisa bercengkrama secara intens, saling tukar pikiran dan berbagi rasa, saling menabur cinta dan kasih. Namun tak selamanya kondisinya ideal seperti itu. Ada kalanya ada kondisi di mana suami dan istri terpisahkan oleh jarak.
Terpisahnya jarak antara suami dan istri, disebabkan banyak hal. Satu di antaranya karena tuntutan tugas.
Suami yang memiliki tugas misalnya bekerja di bidang pelayaran, tentu akan terpisah dengan istrinya beberapa bulan lamanya, atau bahkan dalam hitungan tahun. Kondisi ini amat musykil diatasi dengan ikutnya istri dalam perjalanan kerja suami.
Atau suami yang ditugaskan oleh kantor atau perusahaan ke tempat yang jauh, tentu ini juga menjadi penyebab suami akan terpisah dengan istrinya untuk beberapa waktu.
Jika suami dan istri berstatus pegawai tetap (PNS misalnya), maka Islam menganjurkan agar istri mengajukan pindah tugas ke lokasi yang dekat dengan pekerjaan suaminya. Ini untuk menghindari adanya godaan perselingkuhan karena jauh dari pasangan.
Jika kondisinya demikian, bagaimana seharusnya sikap istri jika jauh dari suaminya?
Dua Tipe Istri ketika jauh dari suaminya
Setidaknya ada 2 tipe istri yang terpaksa jauh dari suaminya yang karena sebab di atas, yang satu harus dihindari, dan yang lainnya harus dipertahankan.
1) Terjerumus perselingkuhan dan menggoda suami orang
Tak bisa dipungkiri, gharizah an-nau (berhubungan dengan hasrat seksual) memerlukan pemenuhan. Seorang istri yang ditinggal suaminya terlalu lama, akan merasakan hasrat tersebut. Namun celakanya, jika tidak didasari tuntunan agama, pemenuhan gharizah tersebut dilampiaskan dengan jalan perselingkuhan.
Na"udzubillah jika ini terjadi. Maka ada dua hal yang harus dilakukan keluarga ini.
Pertama, istri sabar.
Kedua, suami pindah kerja ke tempat yang memungkinkan dia bisa bertemu istrinya secara berkala dan tidak dalam waktu yang lama.
2) Istri yang pandai menjaga kehormatan dirinya.
Ini salah satu karakter istri solehah, pandai menjaga diri dan keluarganya, ketika suami tidak ada.
Tipe istri seperti ini hasil dari penanaman tsaqofah Islam yang benar, produk dari halaqah-halaqah keilmuan, sehingga segala rasa, pikir, dan perbuatannya terbimbing oleh syariat Islam.
So, wahai para istri, pandailah menjaga diri dan kehormatan keluarga. Kenikmatan pemenuhan hasrat birahi dengan cara haram, hanyalah fatamorgana dan menipu. Kenikmatan abadi adalah mendapat keridhoan Allah atas kesabaranmu dalam menjaga kehormatan.