Iman yang Produktif, Pengertian dan Rahasia Cara Mendapatkannya
Dalam Islam, keimanan yang sempurna adalah tiket untuk memasuki surganya Allah Ta'ala. Ada tidak adanya iman itu juga menjadi pembeda antara yang selamat dan masuk ke surga, atau yang sebaliknya, akhirnya masuk neraka.
Keimanan/ takwa yang sebenarnya, dalam Al-Qur'an disebut "haqqo tuqotihi", sebagaimana Firman Allah Ta'ala dalam QS Ali Imran ayat 102 :
ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.
Keimanan/ takwa yang sebenarnya, dalam Al-Qur'an disebut "haqqo tuqotihi", sebagaimana Firman Allah Ta'ala dalam QS Ali Imran ayat 102 :
ا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوتُنَّ إِلا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ (١٠٢)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.
Atau secara bebas kita sebut, keimanan yang berefek kepada keselamatan hidup di dunia dan di akhirat, dengan "Iman yang produktif".
Secara sederhana gambaran iman yang produktif, rahasia cara mendapatkannya, perbedaan iman apkir dan hasil pikir, bisa Anda baca uraian di bawah ini.
yukberhijrah.wordpress.com |
Iman Yang Produktif Itu Seperti Pohon
Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya - QS Ibrahim 24-25
Allah yang memilihkan perumpamaan itu bagi kita, bahwa kalimat yang baik -kalimat syahadat- itu seperti benih yang bertumbuh menjadi pohon yang baik: akarnya kuat, cabangnya tegak, dan memberikan buah
Ada rahasia tentang keimanan di ayat-ayat ini. Yaitu bagaimana gambaran keimanan, cara dan metode yang tepat untuk membangunnya, serta indikasi-indikasi iman yang baik yang harus diperhatikan
Secara singkat, keimanan itu berefek positif. Makin banyak yang beriman maka semakin banyak pula manfaat bagi kehidupan. Pertanyaannya mengapa Indonesia yang 87% Muslim justru tidak mencerminkan itu?
Yang sudah pasti, bukan Islam yang salah, sebab Islam sudah terbukti mampu mengubah sekelas bangsa Arab menjadi ummat yang berhasil membangun dan memimpin peradaban
Berarti ada yang salah dengan keimanan kebanyakan dari Muslim di dunia saat ini. Keimanan mereka hanya sampai pada lidah dan kata-kata, tapi tidak sampai mengubah perilaku mereka. Imannya tidak produktif
Sebab bila kita belajar dari sirah Nabi Muhammad dan para sahabatnya, kita mengetahui, bahwa keimanan itu harusnya mengubah manusia menjadi lebih mulia. Itulah iman yang produktif
Rahasia Bisa Memiliki Iman Produktif
Benahi yang tak tampak oleh manusia pada dirimu, maka Allah akan benahi yang tampak oleh manusia pada dirimu - Anonim
Pepatah diatas sebenarnya adalah tentang keimanan. Sebab keimanan adalah perkara yang tak tampak, amal hati. Tapi meski tak tampak, ia mempengaruhi tiap yang tampak pada manusia.
Cara berpikir, cara merasa, cara berlisan, bahkan pilihan kata, suka dan duka, semangat dan malas, kesemuanya dipengaruhi oleh keimanan. Bila yang tak tampak sudah beres, maka kita bisa mengusahakan yang tampak.
Sama seperti pohon yang merupakan permisalan di dalam Al-Qur'an. Batang dan cabang yang tampak, serta dedaunan dan buah-buahan yang dirasakan, semua itu bergantung pada yang tak tampak, akarnya.
Keberhasilan membangun keimanan yang produktif, sangat bergantung bagaimana proses yang kita lakukan pada perkara yang tak tampak, sebagaimana pohon bergantung pada akarnya
Dan petani kurma di Arab, punya rahasia bagaimana mereka menanam kurma, agar bisa bertahan lama, sehat dan kuat. Dan itulah perumpamaan berproses dalam keimanan kita
Iman Apkir dan Iman Pikir
Apa bedanya iman yang produktif sama iman yang nggak produktif? MIKIR. Itu bedanya.
Makanya dalam Al-Qur'an, para pemaksiat harus turn-off akalnya supaya mereka bisa menyembah selain Allah. Kaum Nabi Ibrahim misalnya, jawabnya selalu "Kami mendapati orang-orang terdahulu dari kami menyembah berhala-berhala itu", gitu jawabnya
Jawaban model begitu nggak perlu mikir, bahkan mengabaikan akal. Padahal Nabi Ibrahim ngajak mereka buat mikir, supaya mereka sadar dan hanya menyembah pada Allah semata
Dalam Al-Qur'an, Allah selalu memberikan pertanyaan dan pernyataan yang menggugah dan mengaktifkan akal pikiran. Berapa banyak kita baca "Apakah kamu tidak memikirkan", "Apakah kamu tidak melihat", "Tidakkah kamu menggunakan akal", di dalam Al-Qur'an?
Bahkan ayat yang pertama turun juga ayat yang mengajak untuk berpikir, "Iqra", yang berarti bacalah, lihatlah, amatilah, telitilah, analisislah, telaahlah, hingga eksistensi Allah menjadi jelas bagi mereka yang berpikir
Hanya saja, dunia berusaha untuk membuat kaum Muslim sekarang jauh dari iman yang produktif. Bagaimana caranya? Matikan akal mereka, atau buat akal mereka rusak, atau masukkan pemikiran yang salah
Belajar Dari "Iman" Ke Dokter
Percaya nggak percaya, seringkali seorang Muslim lebih "beriman" ke dokter ketimbang beriman ke Allah. Buktinya, kalau dokter nyuruh sesuatu ditaatin, tapi kalau Allah nyuruh sesuatu dibantah terus
Kira-kira perumpamaannya begitu. Sebab manusia nggak akan mau nurut sebelum tau "kenapa dia harus nurut", dan "percaya" sama yang diturutin. Dalam Islam, percaya 100% hingga nggak tersisa lagi keraguan, itu namanya IMAN
Kalau kita tahu kenapa orang bisa "beriman" pada dokter, kita bakal juga bisa lebih mudah beriman pada Allah. Harusnya sih begitu, setidaknya bantu kita untuk bisa tahu, bagaimana punya iman yang produktif
Iman dan Destinasi Kehidupan
Mereka yang abai terhadap kehidupan beralasan; "Hidup kita masing-masing, kalau kamu bahagia dengan iman-mu, silakan saja. Tapi nggak perlu ngajak saya, karena saya sudah bahagia dengan kehidupan saya", begitu
Ada benarnya juga. After all, hidup memang pilihan, dan kita nggak akan pernah bisa memaksa agar orang meyakini Islam. Walau tentu ketika kita mencintai Islam pastilah kita akan mendakwahkan Islam
Tapi soal pilihan, setiap orang punya hak, kita nggak bisa memaksa, kita hanya bisa memberikan saran, adapun keputusan akhir, tetap pada diri masing-masing. Itulah kenapa kita dihisab sendiri-sendiri
Hanya saja, bagi mereka yang masih mau membuka pikirannya. Kita harus paham bahwa kita takkan abadi. Bila kita punya awal, maka kita pasti juga akan berakhir
Pertanyaannya, apakah mati itu sebuah akhir? Atau awal yang lain?
Hidup di dunia itu seperti ada di sebuah terminal airport. Ada banyak destinasi, ada banyak manusia, dengan berbagai keperluan dan bermacam jenisnya, dan tentu ada berbagai promo destinasi
Masing-masing membuat keputusan, dengan berbagai macam alasan. Ada pula yang bingung lalu memutuskan tetap di airport saja. Tapi apapun yang mereka pilih, akan ada masa dimana semua berakhir
Sebagaimana tiap perlombaan selalu ada penilaiannya, hidup pun sama. Pertanyaannya, apakah kita melakukan hal yang benar selama di dunia? Ataukah kita termasuk yang lalai?
Catatan sederhana ini merupakan beberapa bagian dalam Buku Beyond The Inspiration, yang bisa didapat di @bukusip, atau langsung aja ke webnya di bukusip.com,
Untuk lebih memahami tentang iman yang produktif, dengan penjelasan yang sederhana namun berisi, silakan bisa Anda akses melalui video Youtube di link:
https://youtu.be/GQiu9dLOnT0
https://youtu.be/S2EZx7rx2w8
https://youtu.be/dBdWDs9F-Sw
https://youtu.be/s09QZJxd3V0
https://youtu.be/ujSjEIvN4Hw
https://youtu.be/S2EZx7rx2w8
https://youtu.be/dBdWDs9F-Sw
https://youtu.be/s09QZJxd3V0
https://youtu.be/ujSjEIvN4Hw