Mengapa Allah Masih Mendidik Kita dengan Ujian demi Ujian?
Ada pameo lucu yang menyebar di medsos, sehubungan dengan penolakan ceramah Ustadz Abdul Somad (UAS) di UGM beberapa waktu lalu. Pameonya, " Kalau ga ada UAS, kapan kita naik kelas?" UAS di sini tentu bukan Ustadz Abdul Somad, melainkan ujian akhir semester.
Kenapa kita perlu ujian? Jawabannya tentu agar kita naik kelas atau naik tingkat. Dengan ujian, seseorang akan terukur kemampuannya dalam hal sebelumnya, dan menandakan kesiapan naik ke level yang lebih tinggi.
Bagaimana dengan Ujian dalam kehidupan? Bagaimana dengan Ujian perjuangan? Silakan baca tulisan berikut, mudah-mudahan memberikan gambaran bagaimana ujian itu mampu menguatkan, bukan melemahkan.
Ga Siap
Seorang sahabat bertanya, "Andaikan Imam Mahdi sudah ada sekarang, lalu mengibarkan bendera persatuan Islam, menurut antum, Muslim Indonesia termasuk yang mendukung Imam Mahdi atau menentang?". Begitu.
Saya tersenyum kecut, lalu berkata, "Kayaknya yang nentang", jawab saya terpaksa, maunya meyakini sebaliknya, tapi memang belum ada faktanya, syarat-syaratnya juga belum ada.
Saya pahami arti pertanyaan itu. Maksudnya jelas. Itulah sepertinya alasan mengapa Allah masih mendidik kita dengan segala pengalaman dan ujian demi ujian. Sebab kita masih harus memantaskan diri.
Karena Allah sayang Muslim Indonesia, dan Allah inginkan kontribusi lebih kita bagi Islam ke depan. Maka kita masih harus terus dididik oleh Allah, terus dikuatkan, terus dilatih.
Sebab tak dikuatkan manusia kecuali oleh hal yang awalnya dia belum mampu menanggungnya, tak disabarkan manusia kecuali oleh cobaan yang belum pernah dia alami.
Maka makin ganas suatu lautan, maka makin handal pelaut yang dihasilkan darinya, makin tangguh kapal yang harus dibuat untuk melaluinya.
Palestina, Suriah, Indonesia, Turki, Mesir, adalah laut-laut terganas hari-hari ini. Allah berikan sebagai sebuah persiapan munculnya Muslim-muslim hebat yang kuat pundaknya, yang siap mengemban risalah yang bahkan ditolak gunung-gunung.
Pahami, kita sekarang memang gak siap. Dan apapun yang Allah tunjukkan di depan mata kita, adalah sesuatu yang membuat kita lebih kuat, sebab panggung ke depan tak bisa diisi oleh mereka yang lemah.
Sebagaimana siswa yang terus menerus dilatih oleh gurunya agar siap dalam ujian besar, begitulah kita semua.
Jangan mengeluh dengan keadaan, jangan mundur barang sejengkal. Kurikulum Allah kita selesaikan, agar satu saat pertanyaan sahabat saya itu muncul kembali, kita bisa menjawab dengan bangga.
Tabik kepada ustadzi, KLIK DI SINI