Dialah (mungkin) Seorang SUPERMOM
Siang ini dolan ke adik-adik di Objek Wisata Jangari. Sekedar makan bersama, ngopi bersama. Tapi lebih dari itu, bersilaturahmi adalah tujuan utama.
Sebuah pemandangan indah lewat di hadapan. Seorang ibu mendorong roda dagangannya, gado-gado dan karedok. Terlihat berat sekali beban rodanya. Sekilas dalam hati, muncul sebutan bagi si ibu itu, "SUPERMOM", ibu super, ibu perkasa.
Secara ideal, peran wanita adalah sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Sebagai ibu, dia bertanggungjawab atas pengasuhan dan pendidikan anak. Sebagai pengurus rumah tangga, dia bertanggungjawab atas harta bersama ketika suaminya tidak ada.
Melihat dua peran besar seorang wanita itu, tak ada sedikitpun kewajibannya untuk mencari nafkah. Kewajiban mencari nafkah dibebankan kepada Sang suami.
Namun ketika sistem liberal dan kapitalistik yang selama ini diterapkan, mampu menggerus kehidupan rumah tangga. Seorang wanita banyak bergeser peran menjadi pencari nafkah utama. Sedangkan di sisi lain, pengurusan dan pendidikan anak seringkali terabaikan. Akibatnya, banyak generasi yang kehilangan orientasi.
Namun, in syaa Allah, ketika sistem Islam diterapkan, peran wanita akan dikembalikan kepada fitrahnya, sebagai ummun wa robbatul bait, sebagai ibu dan pengurus rumah tangga.
Kembali kepada ibu tadi, walau menjadi korban sistem kapitalis, memaksanya untuk berjibaku mencari nafkah, namun tersebab perjuangannya itu, dengan ini saya nobatkan beliau sebagai SUPERMOM...