Apa Kabar Remaja Mesjid?
Kurun waktu sekitar 20 tahun yang lalu, ada semacam kegairahan dan semangat para remaja dan pemuda untuk mendirikan dan berkiprah dalam perkumpulan remaja mesjid. Hampir di tiap mesjid jami, dibentuk kepengurusan pemuda remaja mesjid. Saya pun waktu itu merasakan hal yang sama, memiliki semangat untuk menjalani aktivitas di perkumpulan remaja mesjid.
Perkumpulan remaja mesjid, terlepas apapun namanya, memunculkan pribadi-pribadi yang terdidik dengan Islam. Bahkan nama lembaganya pun banyak yang muncul ke permukaan. Di Cianjur, muncul nama DKM Al Ma'wa (SMAN 1 Cianjur) yang begitu terkenal waktu itu menjadi wadah pembinaan para remaja Islam. Mesjid Salman ITB, sebagai tempat pembinaan keislaman remaja, terkenal hingga sekarang. Di Jakarta, muncul Perkumpulan Remaja Mesjid Sunda Kelapa, yang padat dengan agenda-agenda keislaman. Dan masih banyak yang lainnya.
Untuk menjalin komunikasi di antara perkumpulan remaja mesjid ini, dibentuklah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI). Badan ini menjadi wadah silaturahmi, komunikasi, dan dedikasi para pegiat remaja mesjid di berbagai level, mulai dari nasional hingga ke level terbawah, tingkat desa.
Pada masa-masa itu, kegiatan-kegiatan keremajaan Islam begitu marak dan bersemangat. Remaja mesjid bisa menyentuh berbagai sisi kebutuhan pendidikan masyarakat, semisal TKA-TPA dan Madrasah Diniyah. Ada juga program pembinaan keagamaan temporal seperti sanlat (pesantren kilat) dan yang lainnya.
Mengapa para remaja bersemangat dalam aktivitas perkumpulan remaja mesjid?
Kalau dilihat secara seksama, penyebab kegairahan ini antara lain :
1. Para remaja belum bersentuhan dengan dunia maya melalui gadget. Kondisi ini menjadikan mereka mencari kegiatan positif yang mengeksplorasi eksistensi dirinya. Perkumpulan remaja mesjid menjadi alternatifnya.
2. Aktivitas para remaja di remaja mesjid, tidaklah menjadi bagian dari politik praktis atau kepentingan tertentu. Hal ini menjadikan remaja mesjid memiliki kebebasan berekspresi untuk memberikan sumbangsih bagi pendidikan Islam.
3. Dukungan yang signifikan dari para "orang tua" atas kiprah para remaja mesjid ini. Hal tersebut sangat penting untuk menjalin sinergi melaksanakan agenda bersama.
Namun kegairahan dalam aktivitas remaja mesjid, saat ini terasa lesu dan kurang oftimal. Remaja mesjid hanya ada sebagai pelengkap dalam kepanitiaan-kepanitiaan, misal PHBI dan even lainnya. Kurang jelas program kegiatan rutinnya, dan kurang inovasi dalam pembinaan, serta berkurang dukungan "kaum tua", menjadi andil melemahnya eksistensi remaja mesjid.
Padahal jika kita mau sedikit meluangkan waktu untuk berfikir, peran remaja mesjid, hingga sekarang sangat vital. Di tengah membanjirnya arus informasi dari dunia maya, yang kadang tak bisa dipertanggungjawabkan, menjadikan para remaja asyik dengan dunianya sendiri. Perlu mengembalikan peran remaja mesjid ke rel yang sesungguhnya.
Bagaimana mengembalikan peran remaja mesjid?
Menurut Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Mengembalikan fungsi remaja masjid yang berorientasi dapat dimulai dengan cara :
1. Melakukan kegiatan yang bermanfaat terhadap masyarakat.
2. Program-progam remaja masjid harus menyasar pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
3. Kegiatan-kegiatan remaja mesjid tersebut dapat mengambil momentum hari-hari besar ataupun tanpa mengaitkannya dengan hari-hari besar Islam.
Kegiatan-kegiatan yang bermanfaat terhadap masyarakat. Seperti olahraga, memberantas buta al-Quran, menggalang beasiswa untuk anak fakir miskin, bakti sosial, dan kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat terhadap masyarakat. Dengan demikian, sedikit demi sedikit citra remaja masjid dapat terangkat di mata masyarakat. Sehingga remaja masjid tidak lagi sekumpulan orang-orang yang mengasingkan diri dan berbeda dengan remaja padaumumnya.
Remaja Mesjid di SMPN 1 Mande
SMPN 1 Mande sebagai sekolah lanjutan tertua di Kecamatan Mande, menyandang gelar berat, sebagai sekolah pavorit. Hal ini menjadi dasar juga harus adanya pembinaan keislaman bagi para pelajar, secara sistematis dan terstruktur. Maka dibentuklah RISMADA.
RISMADA (Remaja Islam Masjid Darul Ulum) SMPN 1 Mande menjadi wadah hijrah para remaja yang ingin menapaki jalan baru yang positif. Aneka kegiatan pembinaan dijalankan. Mulai dari Halqah mingguan, halqah bulanan, Dakwah on the Road, Ngaji Plus memanah, pembinaan kaligrafi, majalah dinding, penerbitan buletin, dan yang lainnya.
Maka, ini mudah-mudahan menjadi salah satu jawaban dan solusi atas kemunduran kegairahan para remaja dalam wadah remaja mesjid. Mudah-mudahan menjadi investasi amal solih bagi semua yang terlibat dalam kebijakan dan pelaksanaan kegiatan keislaman bagi remaja.
Perkumpulan remaja mesjid, terlepas apapun namanya, memunculkan pribadi-pribadi yang terdidik dengan Islam. Bahkan nama lembaganya pun banyak yang muncul ke permukaan. Di Cianjur, muncul nama DKM Al Ma'wa (SMAN 1 Cianjur) yang begitu terkenal waktu itu menjadi wadah pembinaan para remaja Islam. Mesjid Salman ITB, sebagai tempat pembinaan keislaman remaja, terkenal hingga sekarang. Di Jakarta, muncul Perkumpulan Remaja Mesjid Sunda Kelapa, yang padat dengan agenda-agenda keislaman. Dan masih banyak yang lainnya.
Untuk menjalin komunikasi di antara perkumpulan remaja mesjid ini, dibentuklah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRMI). Badan ini menjadi wadah silaturahmi, komunikasi, dan dedikasi para pegiat remaja mesjid di berbagai level, mulai dari nasional hingga ke level terbawah, tingkat desa.
Pada masa-masa itu, kegiatan-kegiatan keremajaan Islam begitu marak dan bersemangat. Remaja mesjid bisa menyentuh berbagai sisi kebutuhan pendidikan masyarakat, semisal TKA-TPA dan Madrasah Diniyah. Ada juga program pembinaan keagamaan temporal seperti sanlat (pesantren kilat) dan yang lainnya.
Mengapa para remaja bersemangat dalam aktivitas perkumpulan remaja mesjid?
Kalau dilihat secara seksama, penyebab kegairahan ini antara lain :
1. Para remaja belum bersentuhan dengan dunia maya melalui gadget. Kondisi ini menjadikan mereka mencari kegiatan positif yang mengeksplorasi eksistensi dirinya. Perkumpulan remaja mesjid menjadi alternatifnya.
2. Aktivitas para remaja di remaja mesjid, tidaklah menjadi bagian dari politik praktis atau kepentingan tertentu. Hal ini menjadikan remaja mesjid memiliki kebebasan berekspresi untuk memberikan sumbangsih bagi pendidikan Islam.
3. Dukungan yang signifikan dari para "orang tua" atas kiprah para remaja mesjid ini. Hal tersebut sangat penting untuk menjalin sinergi melaksanakan agenda bersama.
Namun kegairahan dalam aktivitas remaja mesjid, saat ini terasa lesu dan kurang oftimal. Remaja mesjid hanya ada sebagai pelengkap dalam kepanitiaan-kepanitiaan, misal PHBI dan even lainnya. Kurang jelas program kegiatan rutinnya, dan kurang inovasi dalam pembinaan, serta berkurang dukungan "kaum tua", menjadi andil melemahnya eksistensi remaja mesjid.
Padahal jika kita mau sedikit meluangkan waktu untuk berfikir, peran remaja mesjid, hingga sekarang sangat vital. Di tengah membanjirnya arus informasi dari dunia maya, yang kadang tak bisa dipertanggungjawabkan, menjadikan para remaja asyik dengan dunianya sendiri. Perlu mengembalikan peran remaja mesjid ke rel yang sesungguhnya.
Bagaimana mengembalikan peran remaja mesjid?
Menurut Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama, Mengembalikan fungsi remaja masjid yang berorientasi dapat dimulai dengan cara :
1. Melakukan kegiatan yang bermanfaat terhadap masyarakat.
2. Program-progam remaja masjid harus menyasar pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.
3. Kegiatan-kegiatan remaja mesjid tersebut dapat mengambil momentum hari-hari besar ataupun tanpa mengaitkannya dengan hari-hari besar Islam.
Kegiatan-kegiatan yang bermanfaat terhadap masyarakat. Seperti olahraga, memberantas buta al-Quran, menggalang beasiswa untuk anak fakir miskin, bakti sosial, dan kegiatan-kegiatan sosial yang bermanfaat terhadap masyarakat. Dengan demikian, sedikit demi sedikit citra remaja masjid dapat terangkat di mata masyarakat. Sehingga remaja masjid tidak lagi sekumpulan orang-orang yang mengasingkan diri dan berbeda dengan remaja padaumumnya.
Remaja Mesjid di SMPN 1 Mande
SMPN 1 Mande sebagai sekolah lanjutan tertua di Kecamatan Mande, menyandang gelar berat, sebagai sekolah pavorit. Hal ini menjadi dasar juga harus adanya pembinaan keislaman bagi para pelajar, secara sistematis dan terstruktur. Maka dibentuklah RISMADA.
RISMADA (Remaja Islam Masjid Darul Ulum) SMPN 1 Mande menjadi wadah hijrah para remaja yang ingin menapaki jalan baru yang positif. Aneka kegiatan pembinaan dijalankan. Mulai dari Halqah mingguan, halqah bulanan, Dakwah on the Road, Ngaji Plus memanah, pembinaan kaligrafi, majalah dinding, penerbitan buletin, dan yang lainnya.
Maka, ini mudah-mudahan menjadi salah satu jawaban dan solusi atas kemunduran kegairahan para remaja dalam wadah remaja mesjid. Mudah-mudahan menjadi investasi amal solih bagi semua yang terlibat dalam kebijakan dan pelaksanaan kegiatan keislaman bagi remaja.