Konsep Tazkiyyah dalam Ruqyah Syar'iyyah
Abufadli.com- Ruqyah syar’iyyah merupakan sebuah teknik terapi penyembuhan dengan cara membacakan ayat-ayat Al-Quran dan do’a-do’a yang mu’tabaroh kepada pasien/orang yang diruqyah, dengan sesuai kepada ketentuan-ketentuan Al-Quran dan As-Sunnah sebagaimana dicontohkan pada masa Rasulullah Saw. Ruqyah juga menjadi salah satu media untuk membentengi diri dari gangguan sihir. Praktik ruqyah syar’iyyah ini sejalan dengan ayat Al-Quran surat Al-Isro ayat 82 yang menjelaskan bahwa Al-Quran diturunkan sebagai obat bagi manusia.
Allah Ta'ala berfirman,
وننَزِّلُ مِنَ القرآنِ مَا هُوَ شفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّـلْمُؤْمِنِيْنَ، وَلاَ يَزيْدُ الظالِمِيْنَ إلاَّ خَساراً
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian
(QS. Al Isra’: 82)
Sebagaimana halnya dalam firman Allah SWT:
فاجتنبوا الرجس من الأوثان
Maka makna ayat
وننزل من القران...
di atas adalah:
وننزل من هذا الجنس الذي هو قرآن ما هو شفاء
Dengan demikian, ayat tersebut menegaskan bahwa semua kandungan Al Qur’an merupakan obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman_.[1]
Mustahil kita memberi petunjuk atau obat kepada pasien sementara hati atau jiwanya belum siap, maka dalam terapi sebelum memberi obat yang sesuai kita harus mengetahui kondisi pasien atau kliennya apa dia sudah siap diobati atau tidak. Maka konsep tazkiyyah harus ada dalam terapi. Tazkiyyah di sini maksudnya adalah segala upaya pembersihan jiwa pasien sampai ia benar-benar mengimani Allah SWT sebagai dzat yang Maha penyembuh.
Dalam ranah pendidikan juga dipaparkan tentang tazkiyyah, Allah Ta'ala berfirman.
هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّـۧنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَـٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَـٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَـٰلٍ مُّبِينٍ
Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Sehingga panduan konseling Ruqyah syar’iyyah sangat perlu disertai denganTazkiyyah an-Nafs atau penyucian jiwa.
Karena semua bentuk pengobatan, memiliki pengaruh yang kuat jika disertai dengan konsep Tazkiyyah.
Artinya, Tazkiyyatunnafs (penyucian Jiwa) itu sebagai persiapan pertama dan utama dalam menyambut al Quran sebagai tamu yang menjadi asbab kesembuhan mental dan fisik manusia.
Jiwa dalam bahasa arab, atau kata awalnya adalah An Nafs atau Nafas atau Nafsu/emotions atau Syahwat atau perasaan/feeling. Disebut nafas karena ia menandai dimulainya kehidupan pada Nabi adam alaiyhi salam saat dimulainya penciptaan; saat ruh ditiupkan kepada jasad, maka mulailah manusia bernafas.
Nafs ini juga disebut perasaan , karena ia tertanam dalam dada manusia dan memiliki daya dorong yang sangat kuat untuk melakukan sesuatu dalam kehidupannya tergantung rangsang yang ia lihat dengan mata, kulit ataupun telinganya. Baik memenuhi keinginan atau mencegah bahaya, daya dorong ini seperti energy pada mesin.
Dorongan jiwa ini adalah sumber energi kehidupan manusia yang Allah berikan sebagai bekal agar manusia berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya juga bertaqwa sebagai bekal akhiratnya.
Dalam al Quran Surah Ash-Shams ayat 7 dan 8. Allah ta'ala menyebut dua dorongan itu sebagai Fujur dan Taqwa;
وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا
dan (dalam penciptaan) jiwa serta penyempurnaannya,
فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
Mana yang didahulukan dibacakan ayat atau ditazkiyyah dahulu?
Dalam beberapa ayat sering disebutkan makna "membaca ayat", ini merupakan gambaran umum bahwa pembacaan ayat itu ditujukan bagi orang-orang umum.Adapun mendahulukan tazkiyyah karena ada tujuan khusus yakni penyadaran dan penyucian jiwa bagi pasien atau klien agar lebih siap mendengarkan ayat. Sehingga dalam konsep terapi ruqyah mendahulukan tazkiyyah sebelum membacakan ayat menjadi salah satu teknik yang akurat, lebih utama dan bijaksana dengan taufiq dan inayah-Nya. (Yahmin Al Jaawy, Forum Therapi Qur'an)
Wallahu a'lam.
[1]. Muhammad Sayyid Thanthawi, Al Tafsir Al Wasit. Kairo: Dar Al Sa’adah, 2007, Jilid 8, hal. 416.